JPIK memaparkan hasil pemantauan deforestasi dan pembalakan liar yang terjadi di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat. Konferensi pers yang diselenggarakan pada hari Selasa, 19 Desember 2023ini turut dihadiri oleh rekan-rekan media.

Dari hasil pemantauan di Bengkulu terdapat lokasi perambahan yang masih terdapat sisa pembakaran, temuan kayu meranti putih dan kruing hingga perkebunan sawit di dalam kawasan. Selanjutnya,hasil temuan di Sumatera Selatan juga menunjukkan ada nya pembukaan lahan baru dan tempat parkir mobil truk yang memuat kayu. Pesisir Selatan juga menjadi titik prioritas pemantauan deforestasi di Sumatera Barat, Hasil temuan dengan memanfaatkan platform Global Forest Watch (GFW) ini juga menunjukkan 200 titik pembukaan lahan dan diduga menjadi faktor penyebab banjir yang merendam 800 rumah di Pesisir Selatan pada tahun 2021.

Upaya perlindungan kolaboratif TNKS telah banyak dilakukan selama beberapa tahun terakhir, mulai dari Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) melalui pengembangan usaha berbasis potensi lokal desa dalam skema perhutanan sosial maupun kemitraan konservasi, hingga pelibatan masyarakat sekitar TNKS untuk melakukan patroli. Namun demikian, ditengah kasus perambahan dan illegal logging kawasan TNKS masih terus terjadi, diperlukan partisipasi publik yang lebih luas. Dengan adanya platform spasial seperti Global Forest Watch (GFW) yang tersedia bebas hari ini, publik dapat terlibat secara aktif dalam melakukan monitoring kondisi kawasan TNKS dan mencermati penyebab kerusakannya secara efektif dan efisien.

Kontak untuk Wawancara:
Bryandanu Oktanine : 0852-7180-3137; jpikmail@gmail.com; Spasial Analis JPIK Nasional
Martian Sugiarto : 0813-6742-4345; abankalaps@gmail.com; JPIK Bengkulu
Khalid Khalilullah : 0813-7461-7262; khalil_kk@ymail.com; JPIK Sumatera Barat
Rian Syaputra : 0821-5457-0477; rian.syaputra20@gmail.com; JPIK Sumatera Selatan

Download dokumen press release