Sepanjang tahun 2022 ini, agenda lingkungan baik secara global dan nasional banyak digelar. Mulai dari Conference of Parties (COP) ke-27 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang digelar di Sharm El-Sheik, Mesir, pada 6-18 November 2022. Ajang negosiasi pemimpin-pemimpin dunia dalam menyoroti perubahan iklim global seperti dampaknya pada ketahanan pangan dan pertanian. Hingga Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI yang telah berlangsung pada pada 23-30 Oktober 2022 di Jayapura, Papua yang menjadi salah satu gawai perjuangan masyarakat adat dalam memperoleh kepastian hak atas wilayahnya.
Pertama kalinya dalam sejarah tujuh SK hutan adat Papua diberikan oleh KLHK. Namun demikian, torehan positif tersebut masih diganjal legalisasi pengelolaan kayu secara komersiil oleh masyarakat adat. Sementara, instrumen penjaminan legalitas hasil hutan sudah berjalan selama kurang lebih 13 tahun yaitu SVLK belum mengakomodir nilai-nilai kultural yang inherent dalam kehidupan masyarakat adat. Bukan hanya itu, norma-norma penilaian yang ada dalam SVLK-pun masih belum cukup mampu menjamin kepatuhan bahkan bagi para pelaku bisnis sektor kehutanan sekalipun. Sehingga, transformasi SVLK bukan lagi sebuah harapan melainkan menjadi keharusan, dan jauh melampaui perubahan nomenklatur.
Newsletter edisi ke 18 ini mengangkat tema besar “Hutan dan Masyarakat” artikel memuat urgensi pengakuan hutan-hutan adat di Papua yang menjadi sasaran ekspansi dan konsesi pada ekosistem hutan. Terdapat juga rekomendasi ke pemerintah dan tawaran syarat-syarat SVLK berbasis adat, transformasi SVLK dari legalitas menuju kelestarian, tulisan mengenai peran pemuda dalam menghadapi krisis iklim dan kerentanan penghidupan masyarakat pedesaan terhadap perubahan iklim.
Download Newsletter “The Monitor” Edisi ke- 18:
Leave A Comment
You must be logged in to post a comment.