Selasa (19/9), Indonesia kembali mendapatkan kunjungan dari negara lain untuk berbagi pengalaman dalam kesuksesan meraih Lisensi FLEGT yang mulai diberlakukan pada tanggal 15 November 2016 yang lalu. Tidak hanya berkunjung ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tetapi CSO Laos juga mengunjungi stakeholder lain yang terlibat dalam implementasi SVLK. JPIK sebagai salah satu lembaga pemantau Independen mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman kepada CSO Laos.
CSO Laos yang berkunjung tergabung dalam platform yang disebut Lao CSO FLEGT, diantaranya Lao Biodiversity Association (LBA), Wildlife Conservation Association (WCA), Association for Community Training and Development (ACTD), Rural Research and Development Promoting Knowledge Association (RRDPA), Maeying Houamjai Phathana (MPH) dan WWF-Laos. Negara dengan ibukota Vientiane ini tengah melakukan negosiasi dengan Uni Eropa untuk mendapatkan Lisensi FLEGT. Negosiasi pertama sudah dilakukan pada April 2017 yang lalu. Laos juga akan mengembangkan sistem untuk memverifikasi dan mengesahkan legalitas produk kayu yang diekspor ke Uni Eropa, serta membuat komitmen lain mengenai transparansi dan pemantauan independen.
Suatu kebanggaan bagi JPIK mendapatkan kunjungan dari CSO yang terlibat dalam proses pembangunan sistem di negara mereka. Kunjungan dari 6 perwakilan lembaga yang terlibat dalam pembangunan sistem sertifikasi kayu Laos ke sekretariat nasional JPIK di Bogor untuk berbagi pengalaman bagaimana peran dan keterlibatan JPIK selama ini dalam implementasi SVLK.
Muhamad Kosar, Dinamisator Nasional JPIK, menyampaikan pengalaman JPIK dalam melakukan pemantauan implementasi SVLK dan advokasi kebijakan dantantangan pemantau independen dalam menjalankan perannya. Dalam perannya, JPIK juga memastikan 3 hal agar tercapai, yaitu peningkatan kapasitas bagi anggota dan masyarakat yang berada disekitar konsesi dan indusri, pemantauan implementasi SVLK dan sistem improvement.
Pertemuan yang dilaksanakan selama 3 jam ini mendapatkan antusiasme yang besar. JPIK berharap pembelajaran yang didapatkan oleh CSO Laos selama di Indonesia dapat banyak membantu dalam proses negosiasi dan pembangunan sistem oleh Pemerintah laos dan stakeholder lainnya, sehingga bisa bersama-sama memberantas perdagangan kayu ilegal di dunia.