Perambahan hutan dan penebangan liar telah menjadi masalah yang merusak lingkungan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) adalah salah satu situs warisan alam dunia terbesar keempat di Indonesia yang terkena dampaknya secara signifikan. Pada tahun 2011, TNKS masuk ke dalam daftar warisan hutan hujan tropis dengan status terancam. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk masyarakat adat/lokal dan mitra polisi hutan. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk memerangi penebangan liar dan deforestasi di TNKS adalah Global Forest Watch (GFW).
GFW adalah platform interaktif yang memungkinkan pengguna untuk melacak perubahan hutan di seluruh dunia secara real-time. Platform ini memiliki kemampuan untuk melihat titik kehilangan tutupan pohon, perubahan fungsi lahan, hingga yang terbaru adalah metode yang memungkinkan tersedianya indikasi kehilangan tutupan pohon GFW juga menyediakan informasi tentang aktivitas manusia seperti penebangan, perkebunan, dan pemukiman. Dengan informasi yang tepat dan akurat, masyarakat adat/lokal dan mitra polisi hutan dapat memonitor kegiatan yang merusak lingkungan di TNKS dan mengambil tindakan untuk menghentikannya.
Didukung oleh World Resource Institute (WRI), Jaringan Pemantau Independen Kehutanan mengadakan kegiatan pelatihan pada tanggal 15 – 17 Maret 2023 di Hotel Axana, Kota Padang. Peserta yang hadir dalam pelatihan ini terdiri dari 10 masyarakat sipil dan 10 orang mitra polisi hutan yang berasal dari daerah Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Pelatihan dibagi menjadi 3 hari, di hari pertama digunakan untuk mengenalkan aplikasi Global Forest Watch dan pemanfaatan data peringatan deforestasi, hari kedua digunakan untuk percobaan simulasi cara pengolahan data Global Forest Watch dan Forest Watcher menggunakan ArcMap, lalu pada hari ketiga diadakan sesi diskusi untuk menyusun rencana tindak lanjut setelah pelatihan dan membuat rencana riset meja.
Peningkatan kapasitas masyarakat adat/lokal dan mitra polisi hutan dalam menggunakan GFW merupakan salah satu langkah penting dalam memerangi penebangan liar dan deforestasi di TNKS. Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan dapat mempelajari cara menggunakan GFW untuk memantau perubahan tutupan lahan dan hutan di TNKS. Selain itu, masyarakat adat/lokal dan mitra polisi hutan dapat menggunakan informasi yang diperoleh dari GFW untuk mengembangkan strategi dan rencana tindakan untuk menghentikan aktivitas yang merusak lingkungan. Misalnya, mereka dapat memantau daerah-daerah yang rawan penebangan liar dan melakukan patroli di wilayah tersebut untuk mencegah aktivitas ilegal. Mereka juga dapat mengidentifikasi dan memonitor perusahaan-perusahaan yang bertanggung jawab atas penebangan liar dan deforestasi di TNKS dan melaporkan kegiatan mereka kepada pihak berwenang.