Taman Nasional Sebangau merupakan rumah bagi salah satu populasi terbesar orangutan. Ada sekitar 5.800 lebih individu orangutan berada dalam kawasan Taman Nasional Sebangau. Namun kondisi orangutan di Taman Nasional Sebangau terancam punah akibat dari perambahan, dan penebangan liar yang terjadi di kawasan Taman Nasional Sebangau.

Dari hasil pemantauan Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) tahun 2016-2018 menemukan area yang dibuka dan ditanami dengan kelapa sawit dan pembalakan liar yang terjadi untuk memasok industri kayu lokal.

Hal ini sangat ironis karena Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa Taman Nasional Sebangau merupakan lokasi percontohan untuk restorasi lahan gambut dan memasukkannya dalam kegiatan demonstrasi REDD + (Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan), tetapi perambahan yang sedang berlangsung merusak ekosistem lahan gambut.

Perubahan dari awalnya lanskap hutan menjadi perkebunan kelapa sawit berdampak negatif terhadap lingkungan. Dampaknya adalah hilangnya habitat orangutan yang hidup di wilayah Taman Nasional Sebangau. Di Tangkiling, hilangnya hutan memaksa orangutan pindah dan membangun sarang di kebun kelapa sawit. Hal ini terjadi karena pembukaan lahan terjadi terus menerus.

Unduh laporan selengkapnya: